Diceritakan bahwa seorang yahudi
menuduh seorang sahabat mencuri seekor unta. Ia mendatangkan empat saksi palsu
dari kalangan orang munafik dan melaporkan kejadian tersebut kepada Rosulullah
SAW. Kemudian Rosulullah SAW memberikan hukuman kepada sahabat tersebut atas
apa yang telah dituduhkan. Sesuai dengan syariat, bagi pencuri yang telah
melebihi satu nishab maka hukumannya adalah dipotong tangannya.
Rosulullah SAW pun memerintahkan
untuk segera memotong tangan sahabat tersebut. Namun, sahabat tersebut masih
saja membantah bahwa ia bukanlah pencuri. Sesaat sebelum ia dihukum, ia
mengangkat kepalanya menatap langit dan berdo’a “Wahai Tuhan dan Penguasaku,
Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya aku bukanlah pencuri unta ini !!!”.
Kemudian ia berkata kepada Rosulullah SAW “Wahai Rosulullah, sesungguhnya
hukummu adalah hak dan benar, tetapi biarkan unta ini memberitahu tentang
kebenaran diriku ?!?”. Rosulullah SAW lekas menghadap unta itu dan bertanya
“Wahai unta, kamu milik siapa ?”. Tiba-tiba terjadilah suatu keajaiban,
unta tersebut pun berbicara layaknya manusia dengan kata yang fasih dan jelas “Wahai
Rosulullah, aku milik orang muslim ini (sahabat yang tertuduh). Dan
sesungguhnya saksi-saksi itu adalah dusta”.
Mendengar jawaban unta tersebut,
Rosulullah pun segera membebaskan sahabat tersebut dari hukuman serta
memberikan hukuman bagi para saksi palsu. Kemudian Rosulullah bertanya kepada
sahabat tersebut “Wahai muslim, ceritakan kepadaku apa yang kamu perbuat
sehingga Allah memberikan izin unta itu berbicara tentang kebenaranmu ?”.
Sahabat tersebut pun menjawab “Wahai Rosulullah, aku tidak akan tidur di
malam hari sebelum aku membaca sholawat kepadamu sebanyak 10 kali”.
Kemudian Rosulullah berkata “Kamu telah selamat dari terpotong tanganmu di
dunia, dan kamu akan selamat dari siksa di akhirat nanti karena barokah
sholawatmu kepadaku”.
Ya Allah, atas
barokah Nabi-Mu yang engkau pilih...turunkanlah rohmat dan magfiroh-Mu kepada
kami...!!!
اللهم
صل وسلم على سيدنا محمد
Kisah ini diambil
dari Kitab Durrotun Nashihin karangan Syekh Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri
Al-Khoubawy. Hal. 166.
DOWNLOAD FILE INI :
ARJUROHMAH
(Link IDWS)
(Link IDWS)
إرسال تعليق