MINU
(Madrash Ibtidaiyyah Nihayatul Ulum) merupakan suatu lembaga pendidikan atau
madrasah yang terletak di Desa Pangkatrejo Kecamatan Maduran Kabupaten
Lamongan. Sebuah sekolah sederhana yang sangat menyenangkan dan memberi banyak
kisah dan kenangan di dalamnya. Warna hijau pada dinding sekolah merupakan khas
dari sekolah ini.
Dengan malu aku
berjalan bersama ayahku memasuki sekolah itu, menoleh ke kenan dan ke kiri.
Tercengang melihat para siswa yang terheran melihatku. Aku pun memasuki kantor
dan disanalah aku diterima menjadi salah satu siswa sekolah ini. Sekolah baru
dengan teman-teman baru, hal yang membuatku harus melakukan penyesuaian, huft.
Hari
demi hari aku belajar disana, berangkat ke sekolah dengan menaiki sepeda sejauh
1,5 km. Tapi itu tak membuatku lelah. Teman-teman yang menyenangkan, aku mulai
mengenal mereka satu per satu. Canda tawa dan senyum mereka masih kuingat. Tiap
pagi sebelum masuk kami semua melaksanakan apel bersama dengan membaca
syair-syair do’a yang dipimpin oleh Pak Kasmolan. Dan bersam-sama memasuki
kelas seusai apel, melaksanakan piket dan membuang kumpulan sampah yang
ditimbun di dekat Sungai Bengawan Solo.
Ketika
musim penghujan tiba, aku dan temanku Eric Firmansyah, sepeda kami tak bisa
berlari karena gumpalan tanah yang menempel disekitar ban sepeda dan terpaksa
kami harus membersihkannya, dan terkadang hal itu membuat kami telat masuk.
Jika hujan sepulang sekolah, aku dan Eric mampir ke rumah Halim Wahdani, teman
sekelas kami. Kami mandi di sebuah tambak ikan, menceburkan sepeda kami dan
membersihkan gumpalan tanah, bersenda gurau, dan terkadang bermain
kejar-kejaran di dalam air.
Saat
hari raya idul fitri tiba, kami pergi bersama-sama dan bersilarurrahim ke rumah
guru-guru, aku, Eric, Halim, dan Ido. Kami menaiki sepeda sejauh beberapa
kilometer dan mengunjungi tiap guru kami. Hah, masa-masa indah saat bersepeda
ontel bersama.Dan akhirnya perpisahan pun tiba, kami semua lulus dan meneruskan
ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, kenangan-kenangan itu masih melekat dalam
hatiku.
Terima
kasih para guru-guru yang setia memberi pengajaran dan bimbingan kepadaku. Pak
Najih selaku kepala sekolah. Pak Sumarto, aku senang saat beliau
bercerita tentang kisah-kisah Nabi Muhammad SAW. Pak Qohir, aku masih
mengingat saat beliau menerangkan dengan berbagai canda dan gurau. Pak
Kasmolan, beliau adalah guru yang disiplin dan bertanggung jawab. Bu Eni,
guru yang pernah gemes padaku. Almarhum Pak Marlan, semoga Allah
senantiasa memberi rahmat beliau.
Nice blog bro,,
ردحذفNice post juga...
Baru baca tulisan ini aku,,
Nostalgia masa lalu,
Wah, baru kelihatan batang hidungnya...kangen nih pengen bareng lagi,
حذفAku tunggu ya sukses kamu, tapi jangan lupa temene yang malang iki lo ^_^
إرسال تعليق