Adab Dalam Berdoa

1.       Memperkirakan waktu yang mulia dalam berdoa. Seperti pada hari Arofah (9 Dzulhijjah) dalam hitungan tahun, bulan Romadlon dalam hitungan bulan, hari Jum’at dalam hitungan hari, dan sepertiga malam (di waktu sahur) dalam hitungan malam.

Hari Arofah merupakan hari berkumpulnya dan terfokusnya hammi (tujuan yang kuat),  hari ini adalah hari dimana rohmat Allah tumpah , juga hari dimana bertemunya Nabi Adam as. dengan Ibu Hawa di Padang Arofah (di kota Mekkah) setelah sekian lama berpisah, karena itulah hari ini pada tanggal 9 Dzulhijjah disebut hari Arofah. Bulan Romadlon merupakan bulan yang mulia dari semua bulan-bulan dimana fadhilah ibadah dilipatgandakan dalam bulan tersebut. Hari Jum’at adalah hari khusus bagi kaum muslimin dalam melaksanakan ibadah, hari paling mulia dari semua hari. Sedangkan waktu sahur adalah waktu dimana hati menjadi bersih dan murni, disaat semua orang tertidur lelap tetapi kita menyempatkan sholat dan bedoa kepada Allah.

قال تعالى وبالاسحار هم يستغفرون
Allah berfirman : Dan di dalam waktu sahur mereka memohon ampun (kepada Allah).

2.       Berdoa ketika dalam hal-hal yang mulia. Seperti ketika berdesakan dalam berjuang (berjihad) di jalan Allah. Berdoa ketika turunnya hujan karena Allah menurunkan rohmat-Nya di saat menurunkan hujan. Memperbanyak berdoa saat sedang menjalankan sholat baik sholat fardlu maupun sholat sunnah seperti berdoa sebelum melakukan salam dengan doa-doa sehari-hari, sesungguhnya sholat adalah doa dan memohon kepada Allah. Berdoa sesudah melaksanakan sholat  dan doa pada waktu antara adzan dan iqomah merupakan waktu dan hal yang mulia.

3.       Menghadap qiblat ketika sedang bedo’a, mengangkat kedua tangan sekira-kiranya setinggi wajah, dan mengusapkan wajah dengan kedua telapak tangan setelah berdoa. Sahabat Umar bin Khattab berkata bahwa

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم اذا مد يديه في الدعاء لم يردهما حتي يمسح بهما وجهه
Ketika Rosulullah SAW mengangkat kedua telapak tangan dalam berdo’a maka beliau tidak menurunkan keduanya sampai beliau mengusap wajah dengan keduanya.

Sahabat Ibnu Abbas berkata bahwa Rosulullah SAW.

كان اذا دعا ضم كفيه وجعل بطونهما مما يلي وجهه
Ketika berdoa, Rosulullah SAW mengumpulkan kedua telapak tangan beliau dan menghadapkan telapak tangan bagian dalam pada wajah beliau. (seperti pada gambar di atas).

Kecuali dalam waktu dan hal tertentu seperti ketika melaksanakan sholat istisqo’ (sholat meminta hujan), maka ketika berdoa disunnahkan meninggikan kedua tangan. Ketika berdoa jangan mengangkat kepala tetapi hendaklah menundukkan kepala dan pandangan sebagai simbol bahwa kita begitu hina dan butuh akan pertolongan dan pemberian Allah.

4.       Memelankan suara sekira-kiranya antara keras dan pelan, artinya tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan. Berikut ini adalah dasar dari point ke-empat ini :

قال تعالى ولا تجهر بصلاتك ولا تخافت بها
Allah berfirman : Dan jangan mengeraskan suara atas sholatmu (do’amu)dan jangan memelankannya.

5.       Jangan terlalu menjadikan irama (lagu) dan sajak dalam berdo’a. Hal ini dilakukan agar irama, lagu dan sajak tidak menghilangkan kekhusyu’an dan tawaddlu’ (sopan santun) kepada Allah.

6.       Berdo’alah dengan hati yang penuh sopan santun, khusyu’, senang, dan takut akan ditolaknya doa kita. Akui dan sadari bahwa kita adalah hamba yang hina dan tiada daya, sedangkan Tuhan yang kita meminta kepada-Nya adalah Dzat yang agung, selayaknya dengan hati yang sopan dan khusyu’ mengharap doa kita akan dikabulkan.

7.       Berharap dan yakin atas dikabulkannya doa. Dari sini maka jangan kita berdoa dengan kalimat seperti berikut “Ya Allah, ampunilah aku jika itu kehendakmu. Berilah aku rohmat, jika itu kehendakmu”, karena kalimat tersebut jauh dari yakin dan harapan pasti akan terkabulnya doa.

8.       Berdoa dengan benar-benar merasa sangat butuh akan terkabulnya seolah-olah meminta dengan keras akan terkabulnya doa dan mengulang-ulang kalimat doa sebanyak 3 kali.

9.       Mengawali doa dengan kalimat yang mengandung pujian kepada Allah seperti kalimat hamdallah, lalu membaca sholawat kepada Rosulullah SAW. Ketika berdoa hendaklah memohon untuk diri sendiri terlebih dahulu, kemudian memohon untuk kedua orang tua, kemudian memohon untuk orang-orang yang kita tuju, kemudian memohon untuk semua orang muslim dan mukmin. Doa hendaknya ditutup dengan bacaan sholawat nabi SAW.

10.   Dari kesemua point di atas, point berikut adalah point yang paling penting yakni adab (tata krama) batin dalam berdoa yang menjadi pusat dikabulkannya doa. Tata karma batin dalam berdoa seperti berikut : memohon ampun dan bertaubat atas segala dosa, menghadap Allah, dan memusatkan konsentrasi hati dalam berdoa. Dan hendaknya seorang yang berdoa mengerti apa yang ia minta kepada Allah, jangan hanya membaca doa dengan panjang lebar tetapi ia sendiri tidak paham apa yang ia minta. Dengan mengetahui makna dari bacaan doa, maka ia bisa memusatkan konsentrasi dan benar-benar meminta sesuatu yang ia inginkan. Jadi, berdoa dengan bahasa sendiri lebih baik dari pada dengan menggunakan bahasa arab tetapi ia tidak mengerti makna dan doa yang ia minta.


Keterangan ini diambil dari Kitab Mau’idlul Mu’minin karangan Syekh Muhammad Jamaluddin Al-Qosimy A-Damsyiqy ringkasan dari Kitab Ihya’ Ulumuddin karangan Imam Ghozali

Post a Comment

Previous Post Next Post