Aku masih ingat saat itu aku masih mahasiswa semester 2, suasana letih hati saat aku harus meninggalkan kosku. Terasa hidup seorang diri di dunia, tak ada seorang yang tahu dan tak ada yang mau membantu. Dengan menaiki sepeda ontel tua dan bekas aku mulai beranjak dari kosku, menelusuri arah jalan. Ya, meski hati seolah menangis aku tetap tersenyum demi semangatku.
Papan Nama Mushoalla |
Sampailah aku di musholla kecil, sepi dan sunyi di kala siang itu. Aku lekas membaringkan tubuhku dan sejenak tidur di teras musholla. Tak terasa adzan ashar pun berkumandang keras terdengar dari menara musholla, aku terbangun dan segera mengambil air wudlu. Seusai sholat ashar aku lekas menemui Pak Rohman, muadzin sholat ashar. Aku berkata "Pak, saya ingin tinggal di musholla ini !!!". Pak Rohman yang hanya diam dan tersenyum kemudian memanggil Pak Imam yang sedang berjalan pulang di belakangnya. Pak Rohman berkata "Pak Imam, ada anak yang mau tinggal di musholla ini (sambil menunjuk ke arahku)!". Pak Imam segera menemuiku dan berkata "Kamu ingin tinggal di musholla ini, apa keahlianmu ?". Aku langsung menjawab dengan penuh harapan "Saya bisa adzan dan iqomah Pak...!!!". Kemudian Pak Rozak menghampiri kami "Ya udah, nanti maghrib kamu datang kesini dan coba adzan dulu, kita tes apakah kamu bisa !". Dengan senang hati aku pun menjawab "iya Pak".
Sebelum magrib aku pun sudah siap-siap berada di musholla itu. Sejenak adzan maghrib pun berkumandang dan aku segera mengumandangkan adzan. Seusai sholat maghrib berjama'ah, Pak Mulyadi, Pak Muslich dan Pak Haji Sufyan segera menyambutku. Kami pun berbincang-bincang agak lama dan sampailah saat aku meminta izin untuk tinggal di musholla itu. Dan pada malam itu pula Pak Mulyadi dan Pak Haji Sufyan mengizinkanku tinggal dimusholla itu. Dengan penuh semangat dan keceriaan, aku segera memboyong semua pakaianku dari kos. Dan disitulah awal kisahku menjadi seorang penjaga musholla, 2 Februari 2009.
Musholla Waqof Baitul Hamid |
Musholla Waqof Baitul Hamid, itu adalah nama musholla ini. Musholla kecil yang terletak di Jl. Pabrik Kulit No.28 C-Wonocolo 5 Utara-Surabaya. Ya, tugasku setiap harinya hanya menjadi muadzin dan cleaning service di musholla ini. Aku sangat senang tinggal disini, setiap hari dituntun melakukan sholat berjama'ah dan kegiatan-kegiatan yang menenangkan hati. Setidaknya aku bisa memberi manfaat bagi musholla dan warga Rt. 05 di kampung ini meski hanya sedikit. Tinggal di musholla serasa tinggal di surga, suasana hati tenang dan tentram. Terkadang aku berkata pada diriku "Hahahaha, aku telah kaya, aku punya rumah yang megah dan setiap hari orang-orang datang ke rumahku, sungguh senangnya hati ini". Saat melihat para jama'ah berbondong-bondong melaksanakan sholat, aku senang melihatnya. Seolah lubang dalam hati ini secara perlahan mulai tertutup oleh ketentraman. Apalagi tiduran di dalam musholla sambil mendengarkan sholawat, hmm...sejuk terasa di hati.
Ruang Dalam Musholla |
Musholla Waqof Baitul Hamid adalah musholla peninggalan ahli waris Mbah Hamid, sesepuh di kampung ini. Budaya dan adat ulama' dahulu yang sifatnya ke-NU-an masih melekat. Setiap malam jum'at selalu mengadakan tahlilan bersama, dan biasanya akan dikirim makanan dari Bu Nyai Ainur Rohmah, pengasuh Pondok Pesantren Putri An-Nuriyyah yang letaknya disamping belakang musholla. Hmm, tentu aku yang membagi rata nasi-nasi itu. Demikian pula setelah sholat isya', kegiatan dibai'yyah yang dipimpin oleh Kak Kojin berlangsung seru bersama anak-anak. Namun sayang, pada awal tahun 2013 kegiatan ini mulai pasif dan off karena Kak Kojin menikah dan pindah kontrakan, huft.
Ngopi Subuh Berjama'ah |
Setiap 3 hari dalam seminggu, bapak-bapak jama'ah subuh menyediakan hidangan khusus yaitu "ngopi subuh berjamaah" pada hari Rabu, Jum'at. dan Minggu. Menyambut pagi dengan segelas kopi dan sebatang rokok, nikmat sekali. Tak hanya kopi dan rokok, camilan-camilan pun banyak disediakan, roti goreng, pisang, singkong rebus, dan lainnya. Ada yang bilang bahwa hidup cuma satu kali, maka nikmati dan jalani apa yang harus dijalani dan tentunya terima segala apa yang akan datang.
Namun, aku hanyalah manusia lemah, bodoh, dan selalu melakukan salah. Aku tak bisa memberikan suatu yang yang berkesan bagi musholla dan para jama'ah. Aku telah melewatkan banyak kebaikan disini, membuang janji dan prinsip yang selama ini kupegang. Aku tak tahu bagaimana harus mengatakannya dan dari lubuk hati yang terdalam aku hanya bisa menyesali semuanya, aku mohon maaf atas semua kebodohanku.
Ya Allah, atas semua karunia, nikmat, dan rohmat yang telah Engkau berikan kepadaku, aku bersyukur kepada-Mu. Terima kasih telah menempatkanku dalam penjara keberkahan-Mu dan ampuni aku yang selalu lupa dan melalaikan-Mu.
Terima kasih kepada semua jama'ah dan warga kampung Rt. 05. Terima kasih Pak Haji Sufyan Baidlowi atas makan sahurnya setiap bulan puasa dan semua perhatiannya selama ini, terima kasih Pak Mulyadi atas pengawasan dan bimbingannya. Dan akhirnya, terima kasih Musholla Waqof Baitul Hamid.....^_^
Memory 2 Februari 2009 - 10 Agustus 2013
Good bye Musholla Baitul Hamid !!!
Post a Comment