XII A MA Sunan Drajat Paciran Lamongan

Aku termenung seorang diri, terpenjara dalam sepi, merajut mimpi di atas tirai imajinasi. Kupandangi langit yang biru, kurasakan hembus angin yang berlalu, dan kubuka kembali tabir masa lalu. Sebuah kisah yang hingga kini masih kuabadikan di dalam hati, inilah kisahku :

Sang surya dengan malu mulai menampakkan senyum hangatnya. Suara langkah-langkah kaki pun mulai terdengar, sorak gembira penuh semangat mengiringi suasana dikala itu. Teeeth, bel pun berbunyi dan semua siswa mulai berkumpul memenuhi halaman. Lantunan irama sholawat burdah pun mengawali kegiatan pagi, “Maulayasholli wasallim daiman abada………”. Sejenak seusai apel pagi semua siswa segera memasuki kelas masing-masing dan dimulailah proses pembelajaran.
MA Sunan Drajat, sekolah yang dulunya MA Ma’arif 7, salah satu lembaga yang ada dalam naungan Pondok Pesantren Sunan Drajat. Sekolah yang banyak memberi kenangan bagiku, sekolah yang bagus, ilmu yang bermanfaat, guru-guru yang bijaksana, dan teman-teman yang menyenangkan, semua telah aku dapatkan. “Top Dog”, adalah julukan yang diberikan oleh wali kelas padaku selaku ketua kelas. Kelas XII A IPA adalah kelas unggulan pada waktu itu.
Abdul Wahab, Atho’illah, Aris Setyawan, Darul Khoiri, Edi Erlambang, Kunandar Priyo Susilo, Ikhsanuddin, Zakariyah Al-Anshori, Nasrul Khafidh, Feni Alfiana, Linda Nur Diana, Nia Permata Sari, Nihlah Afthonia, Nur Jannah, Ummu Baiah, Lisnawati, Mahmudah, Ben Varia Nurul Fitri, Miftachur Rohmah, Muflichatur Rohmah, Indra Suci Rahayu, Qoimah, Fita Khoirul Ummah, Yulianti, Yuliani, Deni Setya wati, Dewi Novita Sari. Aku beruntung bisa mengenal mereka, hadiah terindah yang aku dapat dari mereka adalah mengenal mereka. Andai waktu bisa terulang, aku ingin kembali pada masa-masa itu. Teman-teman yang menarik, menyenangkan, penuh canda tawa, gurau, dengerin music, main game, belajar bersama, curhat, dan semua kenangan indah.
Saat tuhan memberi kesempatan, pertemuan singkat telah menjalin hubungan persahabatan. Namun, kenyataan oleh waktu tak kan bisa ditolak, perpisahan pun hapuskan pandang, tahun 2008. Walaupun jauh dimata, namun akan selalu dekat di hati. Kutulis goresan tinta hitam ini sebagai pengenang, pengingat, dan bukti aku tak kan melupakan mereka.
Terima kasih para guru bijaksana atas keikhlasan mengajarkan kami sepercik ilmu. Semoga Allah akan senantiasa memberikan rohmat-Nya kepada beliau-beliau dan membalas dengan balasan yang lebih baik.
Terima kasih teman-teman atas waktu dan semua kenangan manisnya. Oh iya, terima kasih juga untuk Aminah, partnerku sek.bid. 1. Terima kasih si imut Ummi Nadzifah, atas “minul”nya. Dan terima kasih adikku Aniw Musyaroh, atas perhatiannya. Semoga Allah akan menuntun kalian pada jalan kesuksesan.
Spesial untuk temen akrabku : Terima kasih Atho’illah atas semuanya. Terima kasih Abdul Wahab atas waktunya, boncengan sepeda ontel dan jalan-jalan ke laut mencari kerang dan rajungan. Kutunggu kesuksesan kalian berdua. Terima kasih Alm. Aris Setyawan dan maafkan aku atas kebodohan dan kesalahanku di detik-detik terakhir nafasmu. Semoga Allah selalu menyelimutimu dengan rohmat dan magfiroh-Nya. Dan yang terakhir, terima kasih kelas tercintaku XII A IPA.

Kunantikan senyum kalian saat kita bertemu nanti…..!!!


Alm. Aris Setyawan (sebelah kiri dengan memakai dasi)
Makam Alm. Aris Setyawan , Dsn. Kalangan Kec. Kedungpring Kab. Lamongan


Post a Comment

Previous Post Next Post