Dukoh, Pinggoboyo Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan

Dusun Dukoh
Dukoh adalah sebuah dusun kecil Rt. 08 Rw.O3 di Desa Pringgoboyo Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan. Disanalah tempat aku dilahirkan dan pertama kali mengenal kehidupan, Minggu Wage tanggal 1 April 1990. Dusun yang memberi banyak warna dalam hidupku. Terletak di tengah-tengah persawahan, dan menjadi tanda bahwa ekonomi masyarakat disana dihasilkan dari pertanian. Tanaman padi, jagung, timun, dan tanaman sawah lainnya sudah tak asing lagi bagi masyarakat dusun tersebut.  Binatang-binatang liar yang hidup disan pun masih banyak seperti ular, biawak, tokkek, musang, dan lain sebagainya.
Rumahku Istanaku
Aku adalah orang biasa yang dilahirkan dalam lingkungan yang sederhana. Orang tuaku adalah orang biasa, tetanggaku adalah orang biasa, teman-temanku adalah orang biasa, dan lingkunganku juga biasa. Rumahku terbuat dari bambu, “gedek” demikian orang-orang menyebutnya dan tumbuh beberapa pohon disekitar rumah seperti pohon bambu, pisang, mangga, jambu, dan lainnya. Dan tentu saja dusun ini juga ditumbuhi banyak pepohonan dan pepohonan-pepohonan itu menghiasi cakrawala keindahan dusun ini, seperti pohon bambu, mangga, pisang, lamtoro, mahoni, dan lain sebagainya. Apalagi ketika musim penanaman padi telah tiba, hijau dan sejuk dipandang.
Masjid Anggungboyo Dusun Dukoh
Berbagai jenis budaya islam pun masih melekat dalam dusun ini, seperti pujian, tahlilan, diba’an, slametan, syukuran, dan lain sebagainya. Hari-hari dan waktu disaat alunan sholawat terdengar merdu di setiap arah membuat sejuk hati. Masjid Anggungboyo, itulah nama masjid satu-satunya di dusun ini dan terletak di dekat sebuah makam keramat dusun ini. Masjid ini baru selesai dibangun dan dapat digunakan dalam melaksanakan ibadah pada tahun 2010. Namun, langgar atau mushollah di dusun ini ada 3 yang berada ditempat yang berbeda.
Makam Mbah Anggungboyo
Makam Mbah Anggungboyo, orang-orang disana menyebut makam itu adalah makam Joko Tingkir. Sebuah makam keramat yang terkadang dikunjungi banyak penziarah dari luar desa bahkan luar kota, bahkan Almarhum KH. Abdul Rahman Wahid atau terkenal dengan sebutan “Gusdur” pernah dua kali berziarah kesana. Berbagai macam bentuk niat penziarah, ada yang niat memang untuk berziarah, ada yang niat untuk riyadloh atau tirakat dan membaca wirid-wirid disana, dan ada juga yang datang hanya ingin mengetahui lokasi makam saja. Di pinggir makam tersebut tumbuh pohon asam yang batangnya berukuran ± 1 meter, entah berapa usia pohon tersebut, mungkin puluhan atau bahkan ratusan tahun. Dulu ketika masih sekolah madrasah ibtidaiyyah, aku dan teman-temanku sering mencari asam yang jatuh dan dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu. Namun, karena usia yang terlalu lama pohon tersebut sekarang telah kering. Juru kunci makam tersebut bernama Atekan, beliau adalah tetangga sebelah rumahku. Hari-hari beliau banyak dihabiskan dalam makam tersebut, dan sering beliau tidur di Langgar kecil dekat makam tersebut.
Terima kasih wahai Tuhanku, Engkau telah menempatkanku dalam dusun yang tercinta. Dan aku berharap semoga Engkau menjaga budaya-budaya islam yang telah tertanam dalam disana. Terima kasih orang tuaku, yang dengan penuh kasih sayang mendidik dan membesarkanku, semoga Allah senantiasa merohmati kalian berdua. Terima kasih keluarga, kerabat, teman-teman, tetangga-tetangga dan seluruh warga dusun dan desa Pringgoboyo. Dan yang terakhir, terima kasih Dukoh, dusun tercintaku.

Jalan Persawahan
Samping Rumahku
Lokasi Makam Mbah Anggungboyo
Pintu Masuk Makam Mbah Anggungboyo

2 Comments

  1. Bisa lebih dengan cerita mistik ato keterangan yg lebih valid,,satu tahun yg lalu katanya ditemukan juga makam tabiin,yg juga ada di dalam komplek tersebut

    ReplyDelete
  2. Maaf mas...cerita seperti itu bohong, tidak ada makam tabi'in disini, yang jelas hanya ada makam kekasih Allah. Untuk masalah mistik, masyarakat dukoh sendiri sudah tidak terlalu memperdulikan, dan makam ini diperuntukkan untuk berziarah layaknya makam2 para wali lainnya,

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post