Hukum Sholat Hari
Raya :
Sholat hari raya ada dua yaitu sholat
hari raya idul fitri dan sholat hari raya idul adha/hari raya qurban. Hukum
melaksanakan kedua sholat hari raya ini adalah sunnah muakkad yang
dilakukan secara berjama’ah, baik bagi kaum laki-laki, wanita, banci, musafir,
hamba/budak, maupun bagi para orang tua dan anak kecil.
Waktu Pelaksanaan :
Sholat hari raya idul fitri
dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal, sedangkan sholat hari raya idul
adha/hari raya qurban dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah (baca kisah awal mula qurban-Kisah Nabi Ibrahim Menyembelih Nabi Ismail). Adapun
keduanya dilaksanakan mulai terbitnya matahari sampai matahari telah tergeser
dari tengah-tengah (masuknya waktu dhuhur). Namun budaya yang telah
dilaksanakan bagi kaum muslimin, biasanya kedua sholat tersebut dilaksanakan
saat terbitnya matahari.
Ketentuan Sholat
Hari Raya :
Adapun rukun-rukun dalam 2 sholat
hari raya tersebut sama halnya dengan rukun-rukun sholat pada dasarnya. Namun,
dalam melaksanakan kedua sholat ini ada beberapa perbedaan khusus yang
membedakan dengan sholat-sholat sunnah lainnya, yang diantaranya adalah :
- Sholat hari raya berjumlah 2 rokaat. Dengan diawali takbirotul ihrom dan niat melaksanakan sholat hari raya idul fitri atau niat melaksanakan sholat hari raya idul adha. Niat harus diucapkan di dalam hati dan boleh menggunakan bahasa masing-masing daerah
- Rokaat pertama membaca 7 takbir dengan mengangkat kedua tangan. Ketujuh takbir tersebut dilaksanakan secara beruntut setelah melakukan takbirotul ihrom dan sebelum membaca surat Al-Fatihah. Tiap takbir dipisah dengan tumakninah/diam sejenak dengan membaca beberapa dzikir seperti tasbih dan lainnya.
- Rokaat kedua membaca 5 takbir dengan mengangkat kedua tangan. Hukum melaksanakan sholat hari raya adalah sunnah, jika seseorang tertinggal dan hanya sempat mengikuti 3 takbir atau tidak sama sekali, maka sholatnya tetap sah. Ia juga boleh meneruskan ketertinggalan takbir dengan meneruskan membaca takbir sendiri meski imam sudah membaca fatihah.
- Adanya 2 khutbah setelah melaksanakan 2 rokaat sholat hari raya. Khutbah ini juga hukumnya sunnah muakkad dan dilaksanakan seperti 2 khutbah pada sholat jum’at.
- Khutbah pertama dimulai dengan membaca takbir sebanyak 9 bacaan takbir secara berturut-turut. Sedangkan pada khutbah kedua dimulai dengan membaca takbir sebanyak 7 bacaan takbir secara berturut-turut. Adapun jika ada pemisah antara beberapa takbir yang berupa bacaan-bacaan dzikir seperti tahlil atau tahmid atau tasbih, maka itu juga merupakan suatu kebaikan yang diperbolehkan.
Pembacaan Takbir
Dibagi Menjadi 2 Yaitu :
- Takbir mursal yakni takbir yang diucapkan sebelum melaksanakan sholat hari raya, yang dimulai ketika tenggelamnya matahari sampai melakukan 2 rokaat sholat hari raya, baik di masjid, rumah, jalan, dan tempat-tempat lainnya. Contoh takbir mursal yang sudah membudaya dikalangan umat islam seperti membaca takbir yang dikumandangkan di tiap masjid pada malam hari raya atau melakukan takbir keliling pada malam hari raya. Sebagian ulama’ berpendapat bahwa takbir mursal ini tidak dihukumi sunnah, namun Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar berpendapat bahwa takbir mursal hukumnya sunnah.
- Takbir Muqoyyad yakni membaca takbir berulang-ulang yang dilakukan setelah melaksanakan 2 rokaat sholat hari raya. Contoh takbir muqoyyad yang sudah membudaya dikalangan umat islam seperti membaca takbir berulang-ulang setelah sholat 5 waktu pada tiga hari setelah sholat hari raya atau pada akhir hari tasyrik (hari tasyrik yaitu tanggal 11,12, dan 13 Dzulhijjah).
Niat dan Do’a :
Niat sholat hari raya idul fitri :
اصلى سنة عيد الفطر ركعتين لله تعالى
“Usholli sunnata ‘idil fitri rok’ataini
lillahi ta’ala”
“Aku
niat sholat sunnah idul fitri 2 rokaat karena Allah Ta’ala”
Niat sholat hari raya idul adha :
اصلى سنة عيد الأضحى ركعتين لله تعالى
“Usholli sunnata ‘idil adh’ha rok’ataini
lillahi ta’ala”
“Aku
niat sholat sunnah idul adha 2 rokaat karena Allah Ta’ala”
Dzikir yang dibaca pada tumakninah diantara beberapa
takbir pada 2 rokaat sholat hari raya :
سبحان الله والحمد لله ولا اله الا الله والله اكبر
“Subhanallah
wal hamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar”
“Maha
Suci Allah dan segala puji bagi Allah dan tiada tuhan selain Allah dan Allah
Maha Besar”
Lafadh takbir secara lengkap :
الله اكبر الله اكبر الله اكبر, لا اله الا الله والله اكبر, الله
اكبر ولله الحمد, الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا, لا
اله الا الله وحده, صدق وعده ونصر عبده واعز جنده وهزم الأحزاب
وحده, لا اله الا
الله والله اكبر,الله اكبر ولله الحمد
“Allahu
akbar allahu akbar allahu akbar, La ilaha illallah wallahu akbar, allahu akbar
walillahil hamdu, Allahu akbar kabiro wal hamdulillahi katsiro wasubhanallahi bukrotaw
waashila, La ilaha illallahu wahdah, shodaqo wa’dah wanashoro ‘abdah wa a’azza
jundahu wahazamal ahzaba wahdah, la ilaha illallahu wallahu akbar, allahu akbar
walillahil hamdu”
“Allah
Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha besar, tiada tuhan selain Allah dan
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar
dengan amat besar/agung dan segala puji hanya bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya
dan Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore, Tiada tuhan selain Allah hanya Dia,
Dia membenarkan janji-Nya Dia menolong hamba-Nya Dia memuliakan tentara-Nya dan
Dia mengalahkan musuh-Nya seorang diri, Tiada tuhan selain Allah dan
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah”
Semoga Allah
senantiasa menyinari hati kita dengan rohmat dan hidayah-Nya.
Keterangan ini diambil dari Kitab Fatkhul
Qorib Wal Mujib karangan Syekh Muhammad bin Qosim Al-Ghozi, Bab-Sholat Hal. 19.
Baca juga kisah awal mula disyariatkan untuk berqurban : Kisah Nabi Ibrahim Menyembelih Nabi Ismail
Post a Comment