Diceritakan dari Syekh Abu Bakar bin
Abdullah Al-Muzany, bahwa ada seorang raja yang telah melampaui batas dan telah
menantang Allah SWT. Raja tersebut adalah raja yang dholim dan musyrik. Perlakuan
dan praktik-praktik kehidupannya telah mencapai puncak kekafirannya terhadap
Allah SWT, sehingga menjadikan resah para kaum muslimin di daerah itu. Dan
akhirnya para kaum muslimin mengadakan perlawanan dan mengibarkan bendera
peperangan terhadap raja tersebut. Peperangan sengit pun terjadi dan kemenangan
pun diraih oleh kaum muslimin.
Raja yang kafir tersebut pun segera
diringkus dan ditangkap. Kebejatan akhlak dan kekufuran raja tersebut telah
membuat kaum muslimin muak dan marah. Mereka
bersorak dan berkata “Bagaimana kita akan membunuh orang yang telah melampaui
batas ini (si raja) ?”. Beberapa pendapat pun dilontarkan untuk hukuman yang
harus diterima oleh raja tersebut. Dan akhirnya mereka bersepakat untuk
mengikat raja tersebut dan memasukkannya ke dalam tong besar lalu membakar tong
tersebut. Mereka pun mempersiapkan segala sesuatunya, tong besar, kayu bakar,
dan api. Dalam keadaan terikat, raja tersebut pun dimasukkan ke dalam tong
besar dan membakarnya hidup-hidup sebagai akibat dari kekufuran dan
kedholimannya.
Api pun menjalar-jalar mengelilingi sekitar
tong besar itu. Tong tersebut sedikit demi sedikit pun terasa panas. Raja
tersebut pun berteriak memohon pertolongan “Wahai
tuhanku yang selama ini kusembah. Wahai lata, selamatkanlah aku. Wahai habil,
selamatkanlah aku. Wahai uzza, selamatkanlah aku, selamatkanlah aku yang ada di
dalam ini (lata, habil, dan uzza adalah sebutan bagi berhala)...!!!” Namun
api pun tiada henti dan terus membakar tong, raja tersebut pun tiada henti
berteriak meminta pertolongan pada tuhannya “Wahai habil, aku selalu mengusap kepalamu dan melayanimu selama
bertahun-tahun, selamatkanlah aku wahai lata, wahai uzza...!!!”.
Namun, teriakan pertolongan itu tiada
berguna sedangkan api pun terus melahab dan bertambah panas. Raja tersebut pun
sadar bahwa tuhan yang disebut-sebut itu hanyalah patung yang tidak
mampu memberi pertolongan. Ia mulai putus asa, seketika itu ia berharap
kepada Allah dan berteriak “La ilaha
illallah, Muhammadur rosulullah”. Benar-benar suatu yang ajaib, hujan pun
jatuh dari langit, membasahi dan mematikan api. Angin berhembus kencang dan
menerbangkan tong tersebut. Dan selama itu, si raja tak pernah henti-hentinya
berkata “La ilaha illallah, Muhammadur
rosulullah” sampai tong tersebut terbang jauh tak terlihat oleh mata.
Angin pun menurunkan tong tersebut
diantara penduduk desa yang tidak mengenal Allah. Karena terheran melihat tong
besar yang jatuh dari langit, penduduk desa pun mendekatinya dan membuka tong
itu. Tanpa disadari keluarlah seseorang dari dalam tong, mereka bertanya “Siapa
kamu ???”. Raja pun menjawab “Aku adalah seorang raja”. Penduduk pun bertanya
lagi “Bagaimana kamu bisa ada di dalam tong ini???”. Raja tersebut pun
menceritakan kisahnya kepada penduduk desa dan penduduk desa pun ikut berikrar
memeluk agama islam.
Kisah ini diambil dari
Kitab Mawaidzul Ush’furiyyah karangan Syekh Muhammad bin Abu Bakar, Hal. 07.
Semoga Allah
senantiasa merohmati kita semua.....amiin Ya Arhamar Rohimin. ^_^
DOWNLOAD FILE INI :
(Link IDWS)
ARJUROHMAH
DOWNLOAD FILE INI :
(Link IDWS)
ARJUROHMAH
Post a Comment