قال
الله تعالى في القران العظيم : ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب
Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang agung : Dan barang
siapa yang bertaqwa (takut) kepada Allah, maka Allah akan menjadikan baginya
jalan keluar dan memberikan ia rizki yang tidak disangka-sangka.
Diceritakan pada zaman
Bani Israil, ada seorang abid (orang yang ahli beribadah). Ia beribadah kepada
Allah setiap malam dan bekerja sebagai pedagang ketika siang. Dalam
hari-harinya menjalani kehidupan, ia selalu berkata pada dirinya “Wahai
badanku, takutlah kamu kepada Allah Ta’ala !”. Ia selalu mengatakan hal
tersebut dalam menjalani pekerjaan dan dalam menghadapi masalah.
Pada suatu hari,
seorang abid tersebut pergi meninggalkan rumahnya untuk berdagang. Ia menjual
barang-barang mengelilingi setiap celah-celah kota dan jalan perkampungan
sampai tiba di sebuah rumah milik seorang amir (pejabat tinggi). Ia pun
mendatangi rumah tersebut dan memanggil sang pemilik rumah untuk menawarkan
barang dagangannya. Dan kebetulan sang amir pemilik rumah tersebut sedang
pergi, hanya tinggal istrinya yang berda di dalam rumah. Istri amir tersebut
pun membuka pintu rumahnya dan melihat seorang pedagang yang tampan berdiri di
depan pintu rumahnya. Istri amir merasa tertarik pada sang abid, ia mengajaknya
masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rumahnya.
Istri amir tersebut
berkata “Wahai pedagang, sesungguhnya aku merasa tertarik kepadamu. Aku
mempunyai banyak harta dan pakaian yang terbuat dari sutra. Tinggalkan barang
daganganmu untuk sementara, lepaslah pakaianmu dan pakailah pakaian sutra, dan
ambillah harta yang banyak !!!”. Mendengar perkataan tersebut, sang Abid
pun merasa tergoda dan berkata pada dirinya “Wahai badanku, takutlah kamu
kepada Allah Ta’ala !”. Kemudian ia berkata pada istri amir “Tidak,
sesungguhnya aku takut kepada Allah tuhan seluruh alam”. Sambil merasa
kecewa, istri amir berkata “Kalau begitu, aku tidak akan membukakan pintu
sampai kamu mau menyerahkan dirimu kepadaku”. Sang abid berkata pada
dirinya “Wahai badanku, takutlah kamu kepada Allah Ta’ala !”.
Sang abid pun mulai
berpikir untuk menyelamatkan dirinya dari jeratan nafsu istri amir. Kemudian ia
berkata “Wahai istri seorang amir, berilah aku waktu sampai aku berwudlu dan
melaksanakan sholat dua roka’at !”. Istri amir menjawab “Baiklah dan
bergegaslah”. Sang abid pun naik ke atas rumah untuk mengambil air wudlu
dan melaksanakan sholat sunnah dua roka’at disana. Setelah melaksanakan sholat,
ia melihat dari atas rumah kira-kira tinggi rumah tersebut 20 diro’ atau 10
meter. Kemudian ia menatapkan kedua matanya ke langit dan bermunajah kepada
Allah sambil menangis “Wahai tuhanku, sesungguhnya aku telah menyembahmu
selama tujuh puluh tahun (usia tujuh puluh tahun pada zaman itu masih belum
terlalu tua), maka murnikanlah diriku dari keburukan selama itu. Jika tidak,
maka aku akan datang kepadamu bersamanya !”. (Sang abid memohon keselamatan
kepada Allah. Tetapi jika tidak selamat dari jeratan nafsu istri amir, ia
memilih mengakhiri hidupnya karena ia benar-benar takut berbuat maksiat kepada
Allah). Kemudian ia melemparkan dirinya dari atas rumah ke tanah.
Seketika itu, Allah
memerintahkan malaikat jibril “Selamatkan hambaku sebelum jatuh ke bumi, ia
telah melemparkan dirinya karena takut siksaku !”. Malaikat jibril pun
segera turun dengan cepat dan menyelamatkan sang abid sebelum ia jatuh ke tanah
layaknya seorang ayah menggendong anaknya dan meletakkannya ke tanah layaknya
seekor burung.
Kemudian sang abid
kembali ke rumahnya dengan bahagia atas masalah yang telah menghadang. Namun dalam
keadaan amat lapar, ia mendatangi keluarganya sambil menangis karena pulang
dengan tangan hampa. Kemudian ia meminta tetangganya untuk memberikan hutang
berupa makanan. Sang abid berkata “Demi Allah, pada hari-hari ini kami tidak
mempunyai sedikit makanan pun. Jika kamu mau, silahkan lihat dapur kami”.
Sang tetangga pun melihat dapur, disana ia melihat makanan yang telah dimasak.
Kemudian ia mamberitahukan pada sang abid dan mereka pun memakannya. Istri sang
abid pun terheran atas kejadian tersebut dan berkata “Karomah (kemuliaan) ini
adalah dari kamu bukan dariku, maka apa rahasia dibalik ini ?”. Sang abid
pun menceritakan bahwa setiap hal yang ia kerjakan, ia tidak lupa mengatakan
pada dirinya sendiri “Wahai badanku, takutlah kamu kepada Allah Ta’ala !”.
Mereka pun sangat bersyukur kepada Allah atas anugrah yang telah diberikan.
Kisah
ini diambil dari Kitab Durrotun Nashihin karangan Syekh Ustman bin Hasan bin
Ahmad Asy-Syakiri Al-Khoubawi, Hal. 256-257
Semoga Allah
senantiasa memberikan kita rohmat-Nya sehingga kita senantiasa terjaga dari segala
keburukan…amiin Ya Arhamar Rohimin, ^_^
Semoga bermanfaat....^_^
Post a Comment