Terbang Diselamatkan Malaikat Jibril


قال الله تعالى في القران العظيم : ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب
Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang agung : Dan barang siapa yang bertaqwa (takut) kepada Allah, maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberikan ia rizki yang tidak disangka-sangka.

Diceritakan pada zaman Bani Israil, ada seorang abid (orang yang ahli beribadah). Ia beribadah kepada Allah setiap malam dan bekerja sebagai pedagang ketika siang. Dalam hari-harinya menjalani kehidupan, ia selalu berkata pada dirinya “Wahai badanku, takutlah kamu kepada Allah Ta’ala !”. Ia selalu mengatakan hal tersebut dalam menjalani pekerjaan dan dalam menghadapi masalah.
Pada suatu hari, seorang abid tersebut pergi meninggalkan rumahnya untuk berdagang. Ia menjual barang-barang mengelilingi setiap celah-celah kota dan jalan perkampungan sampai tiba di sebuah rumah milik seorang amir (pejabat tinggi). Ia pun mendatangi rumah tersebut dan memanggil sang pemilik rumah untuk menawarkan barang dagangannya. Dan kebetulan sang amir pemilik rumah tersebut sedang pergi, hanya tinggal istrinya yang berda di dalam rumah. Istri amir tersebut pun membuka pintu rumahnya dan melihat seorang pedagang yang tampan berdiri di depan pintu rumahnya. Istri amir merasa tertarik pada sang abid, ia mengajaknya masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rumahnya.
Istri amir tersebut berkata “Wahai pedagang, sesungguhnya aku merasa tertarik kepadamu. Aku mempunyai banyak harta dan pakaian yang terbuat dari sutra. Tinggalkan barang daganganmu untuk sementara, lepaslah pakaianmu dan pakailah pakaian sutra, dan ambillah harta yang banyak !!!”. Mendengar perkataan tersebut, sang Abid pun merasa tergoda dan berkata pada dirinya “Wahai badanku, takutlah kamu kepada Allah Ta’ala !”. Kemudian ia berkata pada istri amir “Tidak, sesungguhnya aku takut kepada Allah tuhan seluruh alam”. Sambil merasa kecewa, istri amir berkata “Kalau begitu, aku tidak akan membukakan pintu sampai kamu mau menyerahkan dirimu kepadaku”. Sang abid berkata pada dirinya “Wahai badanku, takutlah kamu kepada Allah Ta’ala !”.
Sang abid pun mulai berpikir untuk menyelamatkan dirinya dari jeratan nafsu istri amir. Kemudian ia berkata “Wahai istri seorang amir, berilah aku waktu sampai aku berwudlu dan melaksanakan sholat dua roka’at !”. Istri amir menjawab “Baiklah dan bergegaslah”. Sang abid pun naik ke atas rumah untuk mengambil air wudlu dan melaksanakan sholat sunnah dua roka’at disana. Setelah melaksanakan sholat, ia melihat dari atas rumah kira-kira tinggi rumah tersebut 20 diro’ atau 10 meter. Kemudian ia menatapkan kedua matanya ke langit dan bermunajah kepada Allah sambil menangis “Wahai tuhanku, sesungguhnya aku telah menyembahmu selama tujuh puluh tahun (usia tujuh puluh tahun pada zaman itu masih belum terlalu tua), maka murnikanlah diriku dari keburukan selama itu. Jika tidak, maka aku akan datang kepadamu bersamanya !”. (Sang abid memohon keselamatan kepada Allah. Tetapi jika tidak selamat dari jeratan nafsu istri amir, ia memilih mengakhiri hidupnya karena ia benar-benar takut berbuat maksiat kepada Allah). Kemudian ia melemparkan dirinya dari atas rumah ke tanah.
Seketika itu, Allah memerintahkan malaikat jibril “Selamatkan hambaku sebelum jatuh ke bumi, ia telah melemparkan dirinya karena takut siksaku !”. Malaikat jibril pun segera turun dengan cepat dan menyelamatkan sang abid sebelum ia jatuh ke tanah layaknya seorang ayah menggendong anaknya dan meletakkannya ke tanah layaknya seekor burung.
Kemudian sang abid kembali ke rumahnya dengan bahagia atas masalah yang telah menghadang. Namun dalam keadaan amat lapar, ia mendatangi keluarganya sambil menangis karena pulang dengan tangan hampa. Kemudian ia meminta tetangganya untuk memberikan hutang berupa makanan. Sang abid berkata “Demi Allah, pada hari-hari ini kami tidak mempunyai sedikit makanan pun. Jika kamu mau, silahkan lihat dapur kami”. Sang tetangga pun melihat dapur, disana ia melihat makanan yang telah dimasak. Kemudian ia mamberitahukan pada sang abid dan mereka pun memakannya. Istri sang abid pun terheran atas kejadian tersebut dan berkata “Karomah (kemuliaan) ini adalah dari kamu bukan dariku, maka apa rahasia dibalik ini ?”. Sang abid pun menceritakan bahwa setiap hal yang ia kerjakan, ia tidak lupa mengatakan pada dirinya sendiri “Wahai badanku, takutlah kamu kepada Allah Ta’ala !”. Mereka pun sangat bersyukur kepada Allah atas anugrah yang telah diberikan.

Kisah ini diambil dari Kitab Durrotun Nashihin karangan Syekh Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khoubawi, Hal. 256-257

Semoga Allah senantiasa memberikan kita rohmat-Nya sehingga kita senantiasa terjaga dari segala keburukan…amiin Ya Arhamar Rohimin, ^_^

Semoga bermanfaat....^_^

Post a Comment

Previous Post Next Post